.

Selamat Datang di Blog RT.02 RW.XIV Plamongansari

19 Februari 2010

Jadi Ketua RT Kudu Ikhlas


Bagi sebagian masyarakat yang tahu benar apa tugas dan fungsi menjadi ketua Rt dijamin akan menghindar ataupun berkelit setiap diadakannya pemilihan Ketua Rt, agak heran kalau masih ada orang yang bernafsu atau berambisi untuk menjadi ketua Rt.


Ketua RT sama sekali bukan jabatan yang elit secara struktural birokratis, bukan pula jabatan komersil yang menguntungkan jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, tetapi toh -secara administratif- kehadirannya wajib ada di tengah lingkungan masyarakat.

Belum pengalaman…. sibuk dengan pekerjaan….. sering tugas keluar…. jarang ada dirumah….. adalah alasan kebanyakan orang untuk menghindar dari pencalonan menjadi ketua Rt.

Tidak harus berpengalaman, berpendidikan yang tinggi, pengusaha ataupun militer untuk menjadi ketua Rt, tapi kemauan keras dan kesabaran yang tinggi serta yang terpenting adalah ” IKHLAS “ untuk bisa memikul beban dari jabatan sosial ini.

“IKHLAS” mengabdi dan menjalani.

“IKHLAS ” melayani dan bukan dilayani.

“IKHLAS” digrundeli (diomong-omongi)

“IKHLAS” dicurigai

“IKHLAS” menjadi ujung tombak sekaligus ujung tombok

“IKHLAS……” adalah suatu kata yang mudah diucapkan tapi sulit untuk dilakukan, hanya dengan ke-ikhlasan-lah seorang ketua Rt bisa benar -benar melayani masyarakat dengan penuh senyum dan keramahan.

Sumber : http://pesonacilebut2.co.cc

lanjutkan »»

15 Februari 2010

Rakor TP PKK Kota Semarang


Rakor PKK diadakan Rabu(10/2) dengan bertempat di Gedung PKK Kota Semarang. Hadir dalam acara tersebut adalah Walikota Semarang beserta istri, Sinto Adi Prasetyorini selaku Ketua Umum TP PKK kota Semarang, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Ketahanan Pangan Bapedda, Bapermasper dan KB serta para pengurus dan penggerak PKK dari berbagai dinas se-kota Semarang.


Dalam kegiatan tersebut, diadakan pula kegiatan tanya jawab antara Wali kota dengan para pengurus PKK. Salah satu topik yang dibahas adalah menggerakkan peran PKK dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, Walikota memotivasi para penggerak PKK untuk membuat usaha kerakyatan seperti budidaya ataupun pengawetan hasil laut, dll.

”Kali ini saya tantang para pengurus PKK untuk membuat usaha pengawetan hasil perikanan misalnya, seperti pengawetan ikan lele ataupun hasil-hasil perikanan lainnya,” tantang walikota memoytivasi para pengurus PKK. Dengan disertai Feseability study (FS) yang baik dan jelas, Pemkot akan memberikan dukungan dan merespon positif kegiatan tersebut melalui Dinas Koperasi dan UMKM serta Disperindag, lanjut Walikota. ”Semua itu adalah jawaban bagi rakyat yang mau bekerja, oleh karenanya harus dimulai sesegera mungkin untuk kesejahteraan rakyat sendiri,” ungkap beliau.

Walikota juga sangat mendukung adanya pendampingan dalam pembuatan pembukuan usaha. Sehingga dapat dianalisa untung rugi dari pelaksanaan usaha tersebut, terang Walikota. Dalam kesempatan tersebut, Walikota juga menghimbau agar para penggerak PKK mensosialisasikan pembuatan sumur resapan dan penggunaan blower. ”Bila pembuatan sumur resapan dan embung-embung dapat berjalan, maka air tidak akan keluar dari pekarangan dan tidak akan menyebabkan banjir,” jelasnya. Pembuatan sumur resapan yang relatih mudah juga telah diaplikasikan di rumah dinas dan kediaman pribadi Walikota.

Selain itu, untuk mengurangi jumlah sampah walikota juga menyarankan penggunaan blower dan mesin pengrajang plastik menjadi biji plastik sehingga dapat mengurai permasalahan sampah di kota Semarang. Sampah yang dibakar dengan tekanan dan suhu tinggi dari blower relatif lebih efisien dan asap yang dihasilkan dari penmbakaran dengan blower pun tidak terlalu banyak, terang Walikota. Untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan tersebut, Walikota meminta koordinasi dari Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan, Dinas Kesehatan Kota serta Bapermasper dan KB untuk memfasilitasi dan membimbing gerakan-gerakan PKK tersebut.

Menutup kegiatan tanya jawab, Walikota meyakinkan dukungan dan support Pemkot dalam berbagai bentuk kegiatan TP PKK dalam pemberdayaan dan pembangunan warga kota Semarang yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sumber : http://www.semarang.go.id/

lanjutkan »»

14 Februari 2010

Hasil Pertemuan Warga bulan Februari 2010

Pertemuan di rumah Mas Ari kemarin dihadiri oleh 19 orang warga. Warga mulai berkumpul sejak pukul 20.00. Sambil menunggu warga yang belum datang, masing-masing warga membayar kewajiban bulanan berupa iuran untuk kas RT, sampah, atau simpan pinjam.


Acara dibuka oleh sekretaris RT (bapak Agus Sutopo), kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari ketua RT (bapak Agus Rosidi). Dalam sambutannya pak RT menyampaikan beberapa hal antara lain :
1. Ucapan selamat bagi warga yang mengadakan acara syukuran pernikahan (Pak Setyo Udiono), dan ucapan belasungkawa kepada warga yang mengalami musibah (meninggalnya ibu mertua Pak Agus Heri), dan dan doa kepada warga yang tengah menderita sakit, agar segera diberi kesembuhan.
2. Beberapa program yang telah dijalankan seperti poskamling, rencana pembangunan poskamling, pendataan warga, agar masing-masing seksi melaporkan perkembangannya.
3. Rencana kedepan mungkin sudah bisa dimulai untuk kegiatan yang lain seperti kerjabakti.
4. Telah dibuat blog RT dengan tujuan menjalin komunikasi dan informasi warga, maupun pihak-pihak lainnya yang memerlukan. Juga sarana grup facebook telah dibuka untuk warga RT. Disamping pembuatan daftar nomor hp maupun telepon rumah warga.
5. Hasil musrembang tingkat kelurahan: usulan pembuatan/peningkatan sarana fisik berupa poskamling, saluran air di jalan bengkirai dan meranti telah sampai kelurahan. Namun peluang kecil untuk mendapat bantuan. Karena ditingkat kelurahan telah ada 13 prioritas pembangunan yang telah dibuat.

lanjutkan »»

11 Februari 2010

Mengenal Lidah Buaya Sebagai Salah Satu Tanaman TOGA


TOGA ( taman obat keluarga ) adalah sebidang tanah di pekarangan, kebun yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan tanaman yang berkhasiat obat atau pot yang berisi tanah yang ditanam dengan tanaman obat dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarga akan obat. Salah satu contoh tanaman yang biasa ditanam di pekarangan adalah Lidah Buaya ( Aloe vera L ).


Lidah buaya ( Aloe ) adalah tanaman yang berasal dari luar negeri dibawa ke Indonesia oleh pedagang Arab beberapa ratus tahun yang lalu. Diseluruh dunia terdapat lebih dari 350 jenis tanaman lidah buaya , mulai dari yang beracun sampai yang bernilai ekonomis. Tapi Aloe vera yang banyak dibudidayakan di negeri kita sekarang ada 3 jenis , yaitu Aloe vera chinensis dari China (tapi bukan tanaman asli China ), Aloe vera barbadensis yang berasal dari Pulau Barbados di Kep. Carribia dan Aloe ferox dikenal sebagai Cape Aloe dari Cape Town Afrika Selatan. Berat satu pelepah daun yang digunakan berkisar antara 0,8 - 1,5 kg. Aloe vera adalah tanaman yang tidak tahan lahan basah dan tergenang air serta memerlukan sinar matahari penuh.

Termasuk tanaman yang telah lama dikenal di dunia ini , konon bangsa Sumeria 2200 SM ( Iraq sekarang ) telah menanamnya di delta antara sungai Euphrat dan sungai Tigris sebagai obat pencahar. Juga oleh bangsa Mesir pada tahun 1150 SM telah membuat 12 macam resep pengobatan dengan menggunakan Aloe vera yang ditemukan pada Papyrus Eber di makam raja-raja Mesir kuno oleh George Ebers pada tahun 1862.

Aristoteles seorang filsuf Yunani yang hidup pada 383-322 sebelum Masehi menyarankan muridnya Iskandar Zulkarnain atau Alexander Agung raja dari Macedonia untuk menaklukkan pulau Socotra guna mendapatkan Aloe sebagai cadangan obat luka pasukannya dalam peperangan menaklukkan dunia .

Si Ratu cantik dari Mesir Cleopatra awal abad Masehi telah menggunakan Aloe vera untuk mandi, gel pada mata dan bibir.

Dioscorides ahli farmasi Romawi yang hidup pada abad kesatu Masehi yang menulis buku Materia Medica yaitu buku tentang obat-obatan alami ( pengenalan, pengumpulan dan penyimpanan tanaman obat ) membuat descripsi tentang lidah buaya sebagai obat sembelit, obat tidur , sakit mata dan obat luka.

Setelah abad pertengahan orang Eropa menguasai ( menjajah ) daerah-daerah penghasil bahan obat dan rempah-rempah dunia dan perdagangan ekstrak Aloe-pun dikuasai oleh orang-orang Eropa.

Dalam buku Martindale edisi 34 tahun 2005 , ekstrak kering dari Aloe barbadensis berisi tidak lebih dari 28 % derivat hydoxyanthracene sebagai barbaloin. Massa yang berwarna coklat gelap sedikit mengkilat berbentuk pecahan atau bubuk coklat. Sedikit larut dalam air mendidih, larut dalam alkohol. Jus Aloe capensis kering dari Aloe berisi 18 % derivat anthtracene sebagai barbaloin. Latex ( getah ) kering dari daun Aloe barbadensis dikenal dalam perdagangan sebagai Curacao Aloe atau dari Aloe ferox .dikenal dalam perdagangan dengan Cape Aloe. Menghasilkan tidak kurang 50 % ekstrak yang larut dalam air.

Jelli Aloe vera

Gel ( jelli ) Aloe vera berbeda dari ekstrak Aloe. Berbentuk musilago (daging berbentuk lendir) yang diperoleh dari daun Aloe vera (=Aloe barbadensis) . Tidak termasuk air buah / daun ( sap ) Aloe vera yang berisi anthraquinon dan berbeda dengan Aloe.

Aloe vera gel terutama digunakan dalam kosmetik dan toiletteri ( perbekalan kesehatan rumah tangga = PKRT ). Preparat ini juga di klaim bermanfaat sebagai kuratif seperti untuk acne (jerawat ) , psoriasis , luka bakar, luka , arthritis, diabetes, hiperlipidemia, radang usus (peptic ulcer) dan herpes. Bukti-bukti yang mendukung klaim ini masih lemah.

Produsen kosmetika terkenal seperti Avon, Oriflame, Mustika Ratu, Sari Ayu dan produsen kosmetika lainnya juga menawarkan berbagai produk yang mengandung Aloe vera.

Produk yang mengandung Aloe yang berupa kosmetik, makanan, suplemen makanan (food supplement) dan toileteri terdapat di banyak negara di dunia bukan di Indonesia saja . Sebagai produk makanan dan supplemen makanan Aloe dikemas dalam bermacam-macam bentuk. Sejak 1988 tanaman Aloe mulai diolah sebagai minuman ( koktail ) dan merupakan sumber penghasilan utama banyak orang di Pontianak, Bogor dan tempat-tempat lain di Indonesia. Selain sebagai koktail , Aloe vera juga dibuat sebagai dodol, selei dan kulit daunnya sebagai teh. Informatorium Supplemen Makanan Indonesia, edisi 1, jilid 1, Badan POM tahun 2004 memuat informasi produk Aloe vera gel dengan komposisi Aloe vera gel 96,27 %, Sorbitol 3,15 % , Vitamin C 0,18 % , Xantan gum 0,19% , Vitamin E 0,004 %. Kegunaan melancarkan buang air besar pada keadaan konstipasi dan memelihara kesehatan fungsi pencernaan.

Tanaman yang pada awalnya dikenal sebagai pencahar, penumbuh rambut dan obat luka bakar kini telah berkembang jadi minuman kesehatan .

lanjutkan »»

Tanaman obat keluarga (TOGA)


Mendengar kata ini…pikiran saya teringat pada sebuah kostum kebesaran, berwarna gelap, lengkap dengan Topi…dan saat membahagiakan karena Toga dipakai saat seseorang menyelesaikan sebuah perjalananan studinya pada suatu jenjang.


Tapi….ketika saya memasuki dunia lain, mulai tahun 2001, (…dari dunia pengusaha ke dunia sosial kemasyarakatan, di PKK khususnya), Toga berarti lain. Ternyata TOGA adalah singkatan dari Tanaman Obat Keluarga. Beberapa kali saya mengikuti penyuluhan tentang Toga dari Dinas Kesehatan maupun Dinas Pertanian serta lembaga lain tentang pentingnya Toga. Dalam hati saya bertanya, “…halaaaah…opo maneh iki..yang kemarin saja, tentang posyandu, tentang Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga lansia dan istilah-istilah Bumil (Ibu Hamil), Bufas (Ibu Nifas), PUS, WUS…dll akeh banget belum jelas dan tidak hafal je… sudah harus belajar lagi..”. Ternyata lagi…di PKK… buanyaak yang harus dipelajari, saya jadi rumangsa Bodo tenaaan… pinternya cuma jualan, jualan batik, jualan baju muslim, jualan jasa perawatan, dan lain-lain..

Nah, beberapa waktu yang lalu... kebijakan akan obat generik, juga asuransi kesehatan/jaminan kesehatan untuk masyarakat Miskin masih belum jelas dan kurang disosialisasikan, sehingga obat-obatan alternatif yang berasal dari Tanaman Obat Keluarga (TOGA), yang bisa ditanam sendiri dengan lahan terbatas menjadi anjuran secara terus-menerus. Minimal bisa mengurangi biaya obat-obatan ketika sakit. Sakit yang ringan bisa dikurangi dengan mengkonsumsi tanaman obat. Saat ini berbeda, karena bu Men Kes, punya kebijakan Obat generik murah…serba Seribu…Rp.1000. kebijakan yang pro rakyat... (tapi saya pun belum pernah ikut mengevaluasinya, seberapa jauh dampak positipnya).

Sebetulnya kalau dipikir-pikir… kakek nenek buyut kita, yang hidup dimasa lampau, sangat lekat dengan obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman di sekitar kita. Produk akhirnya berupa jamu godokan, jamu yang diproses lalu dikonsumsi maupun jamu yang sudah menjadi serbuk. Beberapa perusahaan jamu tradisional yang cukup maju ditanah air telah berhasil memasarkan ke seluruh pelosok dan bahkan ke negara tetangga. Ya…jelaas, mereka punya anggaran untuk penelitian… sehingga konsumen akan percaya keamanan produk tersebut, walaupun tidak semua orang cocok.

Buku-buku tentang Toga bermunculan, produksi obat-obatan herbal semakin marak…minat masyarakat untuk menanam tanaman obat juga bertambah. Termasuk saya sendiri membeli, menanam beberapa jenis tanaman obat, dengan niat ikut ngombyongi dan mencocokkan dengan beberapa penelitian… baik tingkat lokal maupun nasional. Setiap kali ada iklan tentang produk herbal dan khasiat tanaman obat, saya selalu berpikir… seberapa manfaat dan bukti keberhasilannya ya… karena tiap jenis yang ditawarkan mengandung khasiat tertentu yang berbeda. Dan seberapa aman ya…?? Jangan-jangan ada efek samping… Waaah jadi nggak pede nih kalo kasih info ke warga..

Saat ini…dari negara tetangga, terutama Cina, bahkan negara besar memasarkan produk hasil olahan tanaman obat menjadi produk -roduk kesehatan yang cukup menarik, baik kemasan, khasiat, cara pemasaran maupun harganya yang bervariasi. Ada yang sangat mahal, satu botol kok Rp 1.000.000,-... ada yang mengharuskan untuk mengkonsumsi dalam waktu yang lama… Jadi…?? Beliii teruus….. , seperti food supplement. “Waah..memang Indonesia itu pasar yang sangat maniiis.. apa-apa laku, berapa harganya juga laku… apalagi iklannya Heboh, manfaatnya ada…, waaah…pasti deh pada beli…”, begitu kata seorang teman yang sukses pada binis MLM.

Lha…trus yang pada sulit-sulit menanam Tanaman Obat Keluarga..TOGA…untuk apa ya.?? dan nasibnya bagaimana….?? Ketika saya keliling kampung, hampir semua rumah menanam baik pada pot maupun tanah, dan ketika ada lomba antar kelurahan, halaman yang ditanami TOGA punya point nilai sendiri. Walaupun di dalam hati, ketika lomba-lomba berlangsung, saya sering tidak setuju, saya khawatir budayanya cuma berhenti pada lomba…setelah lomba..menang…3 bulan lagi BUBAR... Lho….?? kok tidak jadi perilaku ya..?? Pokoknya terus saja menanam, termasuk TOGA karena semua ada manfaatnya..perkara khasiatnya, biar para ahli yang meneliti…kita tunggu.

Ternyata sahabat... Indonesia sangat kaya dengan tanaman obat. Lihat saja…, ada lidah buaya yang bisa menurunkan asam urat dan untuk sariawan serta vitamin rambut, binahong untuk obat luka, darah tinggi, daun kepel direbus untuk mengurangi asam urat, kaktus entong untuk mengurangi batuk, sirih merah untuk diabetes, sirih hijau untuk mengurangi batuk dan anti septik, jeruk purut…buah dan daunnya berguna untuk aroma terapi. Nah…, itu saja yang sempat saya tanam di halaman rumah pribadi, kalau kita cermati lagi sangat banyak jenis-jenis yang lain dengan berbagai khasiat.

Yang paling penting adalah….bagaimana mensosialisasikan khasiat, cara mengkonsumsi, juga hasil penelitian terhadap TOGA tersebut,a gar pengguna tanaman obat tersebut merasa aman sekaligus terbantu menghemat biaya pengobatan. Karena yang terjadi saat ini, ketika tanaman obat tersedia di halaman masing-masing, tetapi belum tersedia referensi dan buku yang cukup serta hasil penelitian tentang manfaat tanaman tersebut dalam bentuk sederhana, sehingga masih terjadi keraguan untuk mengkonsumsinya.

Saya menyadari…bahwa untuk sebuah penelitian butuh biaya yang sangat mahal, oleh karenanya kerja sama antar Lembaga, Perguruan Tinggi, pemerintah, BPOM, organisasi kemasyarakatan sangat diharapkan, agar produk Tanaman Obat Indonesia…memperoleh kepercayaan (sama levelnya dengan produk Cina… karena sampai hari ini mereka leader dan dipercaya), sehingga memberi hasil guna bagi yang menanam maupun yang mengkonsumsinya. Bukan rahasia lagi….obat-obatan KIMIA…sangaat mahal.. kalo toh murah…Generik… masyarakat terlanjur kurang percaya… Ono REGA ono RUPO....katanya. Sing larang bikin sugesti mantep untuk sembuh. Walaupun saya setuju bahwa obat terbesar dari sakit adalah semangat untuk sembuh, serta upaya pengobatan.
(Sumber : http://dyahsuminar.com)

lanjutkan »»

27 Januari 2010

Warga RT.02

No. /Nama / Alamat
1 Agus Heri Setijono Jl.Kamper 1160
2 Agus Rosidi Jl.Bangkirai A4
3 Agus Sutopo Jl.Kamper 1163


4 Ari Wibowo Jl.Meranti 1141
5 Arifin Sumanto Jl.Meranti 1147
6 Dede Maman A. Jl.Kamper 1150
7 Dwi Nanang Jl.Bangkirai A6
8 Giok Kiem (Lusi) Jl.Meranti 1140
9 H.Suhendro Hamdani Jl.Kamper 1167
10 Heru Priyanto Jl.Kamper 1158
11 Imam Muhadi Jl.Kamper 1155-6
12 Iwan Sukarno Jl.Kamper 1161
13 Joko Purwantoro Jl.Meranti 1145
14 Jumadi Jl.Kamper 1157
15 Kiem Hing Jl.Meranti 1143-4
16 Kismaryanto Jl.Meranti 1146
17 Maman Suparman Jl.Kamper 1164
18 Mei Suroso Jl.Kamper 1172
19 Nurhidayat Jl.Meranti 1138
20 P. Wiji Setiono Jl.Meranti 1142
21 Prapto Mulyaji Jl.Kamper 1154
22 Pujiono Jl.Kamper 1168
23 Roksiyanto Jl.Kamper 1171
24 Rudy Ariawan Jl.Kamper 1167
25 Sakimin Jl.Kamper 1159
26 Setiawan Tamtama Jl.Kamper 1173
27 Setyo Udiyono Jl.Meranti 1148
28 Sudaryono Jl.Kamper 1169
29 Suharyono,SH Jl.Kamper 1162
30 Sumarwoto Jl.Bangkirai A2
31 Sumaryoto Jl.Kamper 1151-2
32 Susanto Jl.Bangkirai A7
33 Totok Sulistio Jl.Bangkirai A2
34 Kasman Jl.Kamper 1154

lanjutkan »»

26 Januari 2010

Mana Lebih Sehat, Toilet Duduk atau Toilet Jongkok?


Jakarta, Saat ini sudah jarang sekali ditemukan toilet jongkok. Hampir sebagian besar kantor, mall dan rumah sudah menggunakan toilet duduk. Mana yang lebih sehat toilet duduk atau toilet jongkok?


Budaya barat sebagian besar menggunakan toilet duduk, tetapi di beberapa negara Asia dan Eropa Timur masih sangat lazim dijumpai toilet jongkok. Meskipun kini banyak negara-negara itu yang sudah mengadopsi toilet duduk.

Bagi orang barat, toilet duduk identik dengan sanitasi pembuangan kotoran yang tepat dan menurunkan penyakit yang terkait dengan diare dibandingkan dengan toilet jongkok. Toilet duduk juga kerap diidentikkan dengan mudahnya penyebaran virus atau bakteri yang bisa menginfeksi organ reproduksi.

Seperti dikutip dari Healthspace, Selasa (26/1/2010) selalu ada pro dan kontra dari setiap metode yang digunakan yaitu:

Toilet duduk

Toilet ini sangat baik digunakan pada orang yang telah mengalami penurunan fleksibilitas dan kekuatan otot, kelebihan berat badan serta orang yang keseimbangannya buruk. Toilet duduk juga mencegah kontak langsung dengan bau dan kutu saat tersambung ke limbah saniter yang tepat.

Kerugian dari toilet ini adalah memicu beberapa masalah medis seperti wasir, panggul prolapse (turun panggul) pada perempuan, radang usus buntu, inkontinensia, masalah prostat dan disfungsi seksual.

Selain itu toilet duduk diduga bisa menjadi tempat penyebaran bakteri atau virus yang dapat menginfeksi manusia seperti dermatitis atau iritasi kulit.

Toilet jongkok

Salah satu peneliti pernah mengungkapkan bahwa toilet duduk sangat bagus untuk mencegah wasir, mengurangi tekanan yang diperlukan saat buang air besar serta mengobati sembelit. Gagasan yang menyebutkan bahwa toilet duduk lebih bermartabat dibanding toilet jongkok adalah salah.

Orang yang menggunakan toilet jongkok lebih baik dalam hal mengembangkan otot kaki dan punggung. Toilet jongkok juga memberikan keuntungan mencegah kontak langsung antara permukaan toilet dengan tubuh, hal ini bisa mencegah penularan berbagai penyakit atau infeksi.

Kerugian dari toilet ini adalah tidak bisa digunakan oleh semua kalangan, terutama orangtua, orang cacat atau obesitas karena akan menimbulkan rasa tak nyaman. Selain itu toilet jongkok diduga bisa memicu timbulnya artritis dan meningkatkan tekanan pada lutut. Tapi hal ini bisa dicegah dengan meletakkan sepenuhnya kedua telapak kaki di lantai dan postur tubuh yang tepat.

Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah sistem sanitasi serta pengelolaan limbah yang baik untuk menghindari kontaminasi tanah dan air. Karena sanitasi yang buruk bisa menjadi salah satu penyebab utama penyakit dan kematian bayi di beberapa negara berkembang.

lanjutkan »»